当前位置: 首页 >> 外事活动与学术交流 >> 正文

kompas:Semangat Baru Hubungan Bilateral China-Indonesia

作者: [时间]:2019-12-07 [来源]: [浏览次数]:

KOMPAS/IWAN SANTOSA

Pusat pengembangan TI China di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, yang juga memasok berbagai fasilitas bagi perangkat komunikasi dunia termasuk Indonesia.

Lebih dari 110 perwakilan dari berbagai perusahaan, perguruan tinggi, serta wakil dari Pemerintah Indonesia-China menghadiri forum akademik bertajuk ”Forum Pengembangan Berkelanjutan People-to-People China-Indonesia 2019” yang diselenggarakan di Kota Wuhan, Hubei, Jumat (22/11/2019).

Forum ini membahas kerja sama dalam berbagai bidang. Kegiatan ini merupakan hasil kerja sama Pusat Pertukaran People-to-People China-Indonesia Kementerian Pendidikan China, Perhimpunan Think-Tank Sekolah Tingkat Tinggi China-Indonesia, dan China Central Normal University (CCNU), serta Beijing Language China University (BLCU).

Salah satu pembicara kunci, Direktur CCNU Hao Fanghua, dalam pidatonya mengangkat tentang perkembangan pertukaran people-to-people antara China dan Indonesia serta keadaan pembangunan BRI (One Belt One Road Initiative). Ia juga memperkenalkan kepada hadirin hasil pertukaran perguruan tinggi Indonesia dengan CCNU.

CCNU sangat menaruh perhatian terhadap kerja sama pertukaran dengan Indonesia. Saat ini, CCNU telah membangun kerja sama dengan 14 sekolah tinggi di Indonesia, serta bersama-sama dengan Universitas Negeri Surabaya mendirikan Institut Konfusius.

Sebelumnya, pada tahun 2013 didirikan Pusat Penelitian Indonesia yang kemudian pada tahun 2017 secara resmi berganti nama menjadi Pusat Penelitian Pertukaran People-to-People China-Indonesia CCNU.

ARSIP CENTRAL CHINA NORMAL UNIVERSITY (CCNU)

Penampilan mahasiswi China yang membawakan tarian Qing Feng Xu Lai saat Forum Pengembangan People-to-People Exchange China-Indonesia.

Hao Fanghua menjelaskan, sejalan dengan dicanangkannya ”BRI” yang sudah berjalan enam tahun, pihaknya akan semaksimal mungkin mendorong pertukaran people-to-people China dan Indonesia melalui program pertukaran people-to-people pemuda dua negara yang bermutu tinggi dan mengubah proses pembangunan berkelanjutan China-Indonesia tepat waktu. Apalagi, kedua pihak telah menjalin hubungan pembangunan China-Indonesia selama 70 tahun.

Selain Hao Fanghua, hadir pula sebagai pembicara dalam forum ini, yakni Wakil Rektor BLCU dan Pimpinan Perhimpunan Think-Tank Sekolah Tingkat Tinggi China-Indonesia Yan Guo Hua, Rektor Universitas Yarsi Prof Fasli Djalal, Wakil Dinas Pendidikan Provinsi Hubei Huang Guobin, Wakil Direktur Pusat Pertukaran People-to-People China dan Asing Kementerian Pendidikan China Yang Xiaochun.

Masih terkait hubungan masyarakat antarkedua negara, Hao Fanghua menambahkan, wajib untuk menggenggam erat prinsip bersama-sama berdiskusi, membangun, dan menikmati, serta mengembangkan semangat BRI, memajukan kebijaksanaan dan mempercepat pertukaran people-to-people, sehingga tercapai kemajuan pembangunan bersama.

Sementara itu, Wakil Direktur Beijing Foreign Studies University Yan Guo Hua, dalam pidatonya, percaya bahwa dicanangkannya ”Jalur Sutra Maritim abad ke-21” dan strategi ”Poros Maritim Dunia” oleh Indonesia akan memberikan peluang yang menguntungkan.

Yan Guohua dalam kesempatan ini juga memperkenalkan pendirian dan penyelenggaraan kegiataan profesional BLCU, yang turut berkontribusi dalam pelatihan para diplomat asing, termasuk didirikannya jurusan bahasa Jawa serta diadakannya kompetisi lisan bahasa Indonesia.

ARSIP CENTRAL CHINA NORMAL UNIVERSITY (CCNU)

Mahasiswa Indonesia Menampilkan Tarian Maumere dalam acara Forum Pengembangan People-to-People Exchange China-Indonesia.

Dia juga menjelaskan, Perhimpunan Think-Tank Sekolah Tinggi China Indonesia resmi didirikan di Beijing tahun 2016. Demi kerja sama pertukaran China-Indonesia kemudian didirikanlah platform kerja sama pertukaran China-Indonesia, yang dari hari ke hari kerja samanya semakin intens dalam bidang pendidikan, budaya, perdagangan, dan sebagainya.

Saat ini, hubungan ke dua negara sedang berada dalam periode pembangunan yang sangat sehat. Membina sumber daya manusia yang memahami kebudayaan kedua negara akan mendorong kemajuan bagi pembangunan pertukaran people-to-people.

Indonesia sendiri mengadvokasi pendidikan yang beragam dan inklusif agar terbentuk kualitas dasar masyarakat yang inklusif, beradab, dan berdemokrasi, seperti diungkapkan Fasli Djalal yang juga wakil menteri pendidikan di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Menjaga nilai keberagaman diyakini akan menghasilkan pengetahuan baru. ”Meningkatkan kebutuhan kualitas pembangunan negara juga harus membangun kerangka sumber daya pendidikan sehingga pendidikan dan kebutuhan akan saling berintegrasi,” kata Fasli, yang pernah mendalami sistem pendidikan di China untuk membangun sistem pendidikan dasar dan menengah.

Pada tahun 2050, Indonesia akan menghadapi berbagai macam tantangan, termasuk bonus demografi hingga tahun 2030. ”Kami berharap lewat pertukaran people-to-people dapat tercapai pembangunan secara keseluruhan. Saya juga percaya ini akan membuat hubungan kedua negara lebih maju,” katanya.

Ditambahkannya, pertukaran ini juga akan menguntungkan masyarakat kedua negar. Untuk itu, diperlukan partisipasi bersama antara pemerintah dan perusahaan swasta.

Usai pembukaan seminar, mantan Dubes China untuk Indonesia Lan Lijun mengingatkan pentingnya untuk terus memperkuat hubungan antar-warga kedua negara dan pembangunan infrastruktur.

ARSIP CENTRAL CHINA NORMAL UNIVERSITY (CCNU)

Ketua Yayasan Penelitian Studi Internasional China dan mantan Duta Besar China untuk Indonesia, Kanada, dan Swedia, Lan Lijun, saat menyampaikan pidato sambutannya.

”Saya pernah naik bus dari Bandung ke Jakarta membutuhkan waktu hingga 6 jam karena jalan macet. Selesainya kereta cepat Jakarta-Bandung akan memangkas waktu perjalanan dan semoga diikuti pembangunan kereta cepat lain serta berbagai infrastuktur untuk menunjang ekonomi Indonesia,” kata Lan Lijun, yang juga Ketua Yayasan Penelitian Studi Internasional China dan mantan Duta Besar China untuk Indonesia, Kanada, dan Swedia.

Sejauh ini, China dan Indonesia telah sering melakukan hubungan tingkat tinggi dengan strategi perkembangan yang semakin mendalam. Ia menilai, hasil kerja sama pragmatis dinilai semakin bermanfaat, persahabatan antara masyarakat terus berkembang, dan kerja sama regional semakin meningkat.

消息来源:

https://bebas.kompas.id/baca/internasional/2019/12/04/semangat-baru-hubungan-bilateral-china-indonesia/?utm_source=external_kompascom&utm_medium=berita_terkini&utm_campaign=kompascom